top of page
Writer's picture: TEGUH TRI SUGIONOTEGUH TRI SUGIONO

Penerapan Rekayasa Ulang Proses Bisnis dan Dampaknya terhadap Kinerja Keuangan Bank

(Studi Kasus Mengacu pada Bank Negara India)

Kapoor Sudha dan Agrawal Kavita


Selama dekade terakhir, konsep Business Process Reengineering (BPR) telah memasuki arus utama industri di banyak rumah dan layanan bisnis. Organisasi terkemuka di hampir setiap industri telah menemukan bahwa dengan memanfaatkan, mengelola, dan mendesain ulang proses bisnis organisasi dapat mendorong peningkatan yang menakjubkan dalam kinerja bisnis dan layanan pelanggan.


Studi ini mencoba menyelidiki fenomena ini dalam konteks Bank Negara India. BPR menyiratkan proses transformasi yang merupakan bagian dari sistem yang lebih besar untuk memungkinkan organisasi memberdayakan diri mereka sendiri dengan teknologi masa kini, solusi bisnis, dan inovasi untuk menyesuaikan proses bisnis mereka.


Rekayasa ulang memungkinkan proses menjadi lebih cepat, lebih pendek dan cepat, produk sesuai harapan pelanggan, ada perubahan dalam pola pikir orang-orang yang bekerja di dalam organisasi yaitu untuk menciptakan perasaan bahwa mereka pada akhirnya bekerja untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan.


Dalam industri perbankan, Business Process Reengineering (BPR) memiliki arti transformasi proses dan prosedur yang dipilih dengan tujuan untuk memberdayakan bank dengan teknologi masa kini, solusi bisnis dan inovasi yang meningkatkan keunggulan kompetitif.


Tujuan dari BPR adalah untuk mengurangi waktu proses transaksi tanpa mengorbankan aspek keamanan, kualitas dan layanan pada waktu yang sebenarnya kepada nasabah serta penyebaran konsep single window secara ekstensif. BPR pada dasarnya bertujuan untuk menjaga profitabilitas jangka panjang dan memperkuat daya saing bank dalam menyesuaikan dengan realita pasar yang berubah.


Untuk penjelasan lebih lengkapnya, teman-teman bisa melihat berkas di bawah ini. Semoga bermanfaat :)




4 views0 comments
Writer's picture: TEGUH TRI SUGIONOTEGUH TRI SUGIONO

Sistem Pemantauan Kesehatan Prajurit Perang Berbasis IoT Menggunakan Pembelajaran Mesin

Aashay Gondaliaa, Dhruv Dixitb, Shubham Parasharc, Vijayand Raghavad, Animesh Senguptae


Dalam dunia sekarang ini, peperangan merupakan faktor penting dalam keamanan suatu negara. Salah satu peranan penting dimainkan oleh prajurit-prajurit. Ada banyak kekhawatiran tentang keselamatan prajurit, jadi untuk keamanan para prajurit benyak instrumen dipasang pada mereka untuk melihat status Kesehatan mereka serta lokasi berdasarkan waktu sebenarnya.


Prajurit harus diintegrasikan dengan pemantauan kesehatan yang canggih, GPS (Global Positiong System) dengan data waktu sebenarnya, dan komunikasi data untuk mengirim dan menerima informasi ke/dari unit kendali.


Pada jurnal ini sensor bio-medical dan alat pemantau diintegrasikan dengan para prajurit. Komponen yang diintegrasikan harus berupa paket yang ringan dan harus memberikan hasil yang diinginkan tanpa memerlukan banyak daya.


Untuk pembahasan lebih lengkapnya, teman-teman bisa melihat pada berkas di bawah ini. Semoga bermanfaat :)




Writer's picture: TEGUH TRI SUGIONOTEGUH TRI SUGIONO

Strategi Manajemen Pengetahuan untuk Memanfaatkan Pengetahuan Sekolah

Eric C.K. Cheng

Universitas Pendidikan Hong Kong, Hong Kong


Sekolah-sekolah di Hong Kong selama beberapa tahun, telah dihadapkan pada tantangan dalam hal bagaimana mereka akan maju - ini dapat mencakup lingkungan pendidikan kota yang sangat kompetitif dan perubahan kebijakan pendidikan untuk sekolah.

Masalah tersebut antara lain:

  • Menurunnya jumlah siswa di sekolah,

  • Meningkatnya keterlibatan orang tua dalam pilihan sekolah dan

  • Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah agar dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pemangku kepentingan.

Berdasarkan literatur bahwa modal intelektual (IC) berperan penting dalam memfasilitasi pembangunan sekolah yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya pengetahuan sebaik-baiknya dengan menjadikannya sebagai asset pengetahuan untuk peningkatan kapasitas (Kelly, 2004b; Basile, 2009; Paletta dan Alimehmeti, 2014). IC adalah asset pengetahuan yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Paletta, 2011).

Karena IC sebagianbesarberasaldaridalamorganisasi, pengelolaan IC tersebutdapatmenciptakanpengaruhmaksimumketikainginmeningkatkansekolah dan efektivitaspengajarannya (Basile, 2009) dan pembelajaransiswa (Paletta, 2011).


Untuk pembahasan lebih lengkapnya, teman-teman bisa melihat pada berkas yang saya lampirkan di bawah ini. Semoga bermanfaat :)




0 views0 comments
bottom of page